PRIYAWRATA DAN KETURUNANNYA
Priyawrata sebenarnya tidak memiliki keinginan yang
sungguh-sungguh untuk menjadi raja. Namun ayahnya Swàyambhù Manu, gurunya
Brahmà dan åûi Nàrada berhasil meyakinkannya bahwa tidak ada salahnya seseorang
menjadi raja. Karena ini bukanlah jaminan bahwa seseorang akan terikat dan
terjerat oleh ilusi dunia. Maka Priyawrata kemudian benar-benar menjadi raja
dan menikah dengan Warhiûmati.
Dikatakan bahwa matahari seolah berada dalam keretanya karena
kereta ini bersinar, mengelilingi alam semesta. Ketika matahari berada di sisi
yang berlawanan dengan dunia maka terjadilah malam. Namun Priyawrata merasa
kecewa karena adanya malam. Mengapa siang selalu bersinar selamanya, demikian
pikirnya. Suatu malam, ia memutuskan untuk membawa keretanya yang bersinar itu
berkeliling dunia agar tidak terjadi yang namanya malam hari. Dan ketika beliau
melakukan hal ini, ia tampak bagaikan matahari yang kedua.
Ia mengelilingi
gunung Sumeru sebanyak tujuh kali. Roda dan keretanya itu melubangi bumi dan
membuat tujuh samudra. Tujuh samudra ini mengelilingi tujuh wilayah bumi. Tujuh
wilayah bumi (sapta loka) itu adalah 1. Jambùdwìpa, 2. Plakûadwìpa, 3. Úàlmalidwìpa, 4. Kuúadwìpa,
5. Krauñcadwìpa, 6. Úakadwìpa dan 7. Puûkaradwìpa. Ketujuh wilayah bumi ini diwariskan
kepada tujuh anaknya, yaitu 1. Agnìdhra, 2. Idhnajihwa, 3. Yajñawahu, 4. Hiraóyareta, 5. Ghåtapåûþa, 6. Medhàtithi dan 7. Witihotra.
Agnìdhra memerintah di Jambùdwìpa, ia tidak memiliki seorang pun
anak. Maka ia kemudian pergi ke puncak Mandara dan mulai berdoa kepada Brahmà
agar bisa memiliki seorang putra. Brahmà mengetahui apa yang diinginkan oleh
Agnìdhra, maka beliau kemudian mengutus seorang apsara yang bernama Pùrwacitti
pada Agnìdhra. Wanita ini terlalu cantik hingga meditasi Agnìdhra menjadi
terganggu.
“Siapakah anda ?” tanyanya. “Apakah anda hanyalah ilusi ? Dan jika
anda bukan ilusi maka menikahlah denganku.”
Maka Pùrwacitti kemudian menikah dengan Agnìdhra dan memiliki
sembilan putra yaitu Nàbhi, Kimpuruûa, Hariwarûa, Hàwrata, Ramyaka, Kuru,
Hiraómaya, Bhadhràúwa dan Ketumàla. Setelah Agnìdhra wafat. Sembilan putranya
itu membagi Jambùdwìpa menjadi sembilan wilayah. Masing-masing mendapatkan satu
wilayah, dan nama dari sembilan wilayah itu mengikuti nama penguasanya.
Nàbhi memiliki anak yang bernama Åûabha dan anak ini sangat setia
memuja Wiûóu. Ia menikah dengan putri dewa Indra yaitu Jayanti dan memiliki
seratus orang anak.
Putra yang tertua bernama Bharata dan setelah masa pemerintahannya
maka wilayah kerajaannya bernama Bhàratawarúa. Åûabha mengajarkan berbagai
kebijaksanaan kepada putranya agar mereka tidak terjerat oleh ilusi dunia.
Setelah Åûabha wafat maka kerajaan diserahkan kepada Bharata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar