AJÀMILA
Akan tetapi tanpa menunggu masuk neraka, seorang pendosa bisa
melakukan penebusan dosa-dosanya. Dan cara terbaik untuk melakukan penebusan
dosa adalah dengan mengulang-ulang nama Wiûóu. Sebagai contohnya adalah kisah
tentang Ajàmila di bawah ini.
Di wilayah Kanyakubja tinggallah seorang bràhmaóa bernama
Ajàmila, istrinya berasal dari golongan kasta rendah dan bersifat jahat dan dia
selalu membujuk suaminya untuk melakukan berbagai jenis kejahatan.
Maka Ajàmila
mulai berjudi, menipu dan mencuri. Ajàmila hidup selama delapan puluh tahun dan
memiliki sepuluh putra. Anaknya yang paling bungsu bernama Nàràyaóa dan paling
disayangi oleh ayahnya.
Hingga akhirnya tibalah waktu di mana Ajàmila harus menghadap yang
maha kuasa. Tiga pengawal Yama datang untuk menjemput Ajàmila ke neraka. Wajah
mereka sangat menakutkan dan membawa pancungan. Namun Ajàmila tidak
menghiraukan ketiga mahluk itu.
Ia hanya memikirkan putra bungsunya yang
bernama Nàràyaóa dan memanggil nama ‘Nàràyaóa, Nàràyaóa’. Namun Nàràyaóa adalah
nama dari Wiûóu dan mendengar nama beliau dipanggil, maka datanglah pelayan
Wiûóu untuk menjemput Ajàmila.
Sekarang terjadilah perdebatan antara utusan Yama dan pelayan
Wiûóu. Utusan Yama menginginkan agar Ajàmila masuk neraka sedangkan Wiûóu tidak
membiarkan hal itu terjadi. Mereka tetap mempertahankan bahwa karena Ajàmila
telah memanggil Nàràyaóa (Wiûóu) saat menghembuskan nafas terakhirnya dan itu
berarti dosa-dosanya akan diampuni.
Sehingga akhirnya kedua utusan itu harus
pergi dan Ajàmila dibiarkan hidup selama beberapa waktu lagi. Sekarang ia telah
menjadi sadar dengan segala perbuatannya dan menghabiskan semua sisa waktunya
untuk melakukan tapasya. Maka setelah kematiannya, pelayan Wiûóu datang menjemputnya
menuju alam Wiûóuloka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar