Skanda Puràóa
Puràóa ini dinamakan Skanda, yakni mengambil nama putra Sang Hyang Úiva dan komandan pasukan kahyangan yang dikatakan mengandung ajaran Úivaisme di dalamnya. Puràóa kuno ini, betapapun, barang kali seluruhnya telah hilang, karena walaupun ada sejumlah banyak dari karya-karya yang lebih atau kurang luas yang mengklaim dirinya sebagai Saýhità dan Khaóða dari Skanda-Puràóa, dan sejumlah besar Màhàtmya yang hampir melimpah menunjukkan dirinya sebagai bagian dari kitab Puràóa.Hanya satu manuskrip yang amat kuno berisi sebuah teks yang menamakannya “Skanda-Puràóa”. Bahkan teks ini, bagaimanapun, hampir tidak pernah identik dengan Puràóa kuno itu, karena sekalipun berisi semua cara pemujaan dan legenda-legenda dari Sang Hyang Úiva, teristimewa dari pertempuran-pertempuran dengan Andhaka dan raksasa-raksasa lainnya. Beberapa bab mengenai berbagai neraka dan Saýsàra, dan satu bagian mengenai Yoga, hampir tidak ada sesuatupun di dalamnya yang sesuai dengan lima karakteristik dari kitab-kitab Puràóa pada umumnya.
Teks-teks yang dianggap
termasuk bagian Skànda Puràóa menunjukkan kita bahwa ada enam Saýhità, yaitu
Sanatkumàrìya, Sùta, Bràhmì, Vaiûóavì,
Úàòkarì dan Saurì Saýhità, dan lima puluh Khaóða dari Skànda-Puràóa. Úùta
Saýhità adalah sebuah karya yang merupakan bagian terbesar. Terdiri dari empat
Khaóða, yang pertama seluruhnya diabdikan kepada penyembahan trhadap Sang Hyang
Úiva, bagian kedua (Jñànayogakhaóða) menguraikan bukan hanya tentang Yoga, tapi juga tentang
tugas-tugas profesi (varna)
dan Aúrama. Bagian ketiga mengajarkan cara-cara dan upaya-upaya mencapai
keselamatan; dan bagian keempat mulai dengan aturan-aturan tentang
upacara-upacara Vedic Brahmana, dan kemudian menguraikan tentang “pengorbanan
melalui meditasi” dan “pengorbanan melalui pengetahuan”, juga seperti kesetiaan
dan kebaktian kepada Úiva (Úivabhakti). bagian yang kedua berisi uraian tentang
Brahmagìtà yang Úivaistik dan Úùtagìtà Vedàntis.
Sanatkumàra Saýhità juga
berisi legenda-legenda tentang sang Hyang Úiva, lebih khusus yang
berkaitan kepada tempat-tempat suci dan kramat seperti wilayah suci Benares. Saura Saýhità, yang dianggap sudah diungkapkan
kepada Yàjñavalkya oleh Sang Hyang Sùrya (dewa-matahari), yang pada pokoknya
berisi teori-teori kosmogoni. Úaòkara Saýhità juga dinamakan Agastya Saýhità,
karena Skànda diduga telah mengkomunikasikannya kepada Agastya.
Tidak perlu
diragukan yang mengajarkan tatacara Saýpradaya Viûóu khususnya dalam
inkarnasinya sebagai Úrì Ràma. Pada bagian lain terdapat Kàsìkhaóða yang
menguraikan pura untuk memuja Sang Hyang Úiva yang merupakan tetangga Benares
dan dengan kesucian dari kota
itu sendiri. Gaògàsahasranàma, serangkaian doa-doa dari “seribu nama Gaògà”
termasuk ke bagian yang sama. Yang disebutkan di atas hanya beberapa dari
banyak teks yang dikatakan termasuk kepada Skàóða Puràóa ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar