MATSYA AWATÀRA
Bertahun-tahun yang lampau, telah terjadi banjir besar hingga
bumi tenggelam ke dalam air. Saat itu Brahmà sedang tertidur, dan mendapat
kesempatan itu, seorang àsura bernama Hayagrìwa mencuri Weda-Weda. Saat itulah
Wiûóu mengambil wujud seekor ikan maha besar (Matsyàwatàra).
Tersebutlah seorang raja bernama Satyawrata. Beliau melakukan
tapasya dalam air sungai Kåtamàlà. Tiba-tiba beliau melihat seekor ikan kecil
berenang di air yang memenuhi telapak tangannya, ketika Satyawrata hendak
membuang binatang itu, tiba-tiba ikan itu berbicara.
“Jangan buang aku ke dalam air. Aku takut dimangsa oleh binatang
air lainnya.” kata ikan itu.
Satyawrata kemudian menaruh ikan itu di sebuah kendi dan
membawanya pulang ke pertapaannya. Dalam waktu semalam, ikan itu menjadi amat
besar hingga tidak ada lagi tempat yang bisa dipakai untuk menampungnya.
Pertama Satyawarata menaruh ikan itu dalam sebuah baskom besar, namun dalam waktu
satu detik ikan itu sudah memenuhi baskom itu.
Kemudian Satyawrata membawanya
ke sebuah kolam, namun ikan itu juga membesar dan memenuhi kolam. Selanjutnya
Satyawrata memindahkannya ke sebuah danau. Namun danau yang besar itu juga
tidak sanggup menampungnya.
Akhirnya Satyawrata terpaksa memindahkan ikan itu ke samudra
luas. Akan tetapi ikan itu berkata, “Jangan lepaskan aku di samudra yang luas
ini, aku takut pada binatang laut lainnya yang mungkin akan memangsaku.”
Saat itulah Satyawrata mulai menyadari bahwa mahluk itu bukanlah
ikan biasa. Kemudian ia bertanya “Siapakah anda ? Mengapa anda mempermainkan
hamba ? Anda pasti adalah dewa Wiûóu,”
Maka ikan itu kemudian mengatakan identitas beliau yang
sebenarnya yaitu dewa Wiûóu. Ikan itu kemudian mengatakan bahwa tujuh hari
setelah hari itu, akan terjadi sebuah banjir besar yang akan menelan ketiga
loka yaitu bhùloka, bhuwarloka, dan swarloka. Saat itu akan datang sebuah
perahu besar yang akan menjemput Satyawrata.
Dan Satyawrata bersama mahluk
lainnya, para åûi dan bahan pangan harus menyelamatkan diri dengan menumpangi
perahu itu. Ikan besar itu juga akan datang, dan Satyawrata harus mengikatkan
perahunya pada sirip atas ikan itu dengan menggunakan naga Basuki sebagai
talinya. Dengan cara itulah Satyawrata akan diselamatkan dari bahaya air besar
itu.
Setelah mengatakan hal itu, ikan ajaib itu kemudian menghilang.
Dan setelah waktu yang ditentukan maka terjadilah seperti yang dikatakan oleh
ikan tadi. Ketika mereka sedang mengapung di air, ikan itu kemudian menceritakan
kisah Matsyapuràóa pada Satyawrata. Akhirnya Satyawrata kemudian menjadi
Waiwaswata Manu.
Dalam wujud ikan ini, Wiûóu juga membunuh Àsura. Hayagrìwa dan
merebut kembali Weda-Weda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar