POUÓÐRAKA DAN RAJA KÀÚI
Seorang raja yang bernama Pauóðraka memerintah di kerajaan
Kàrùûa. Raja ini sangat kasar dan angkara. Sehingga ia kemudian mengirim utusan
untuk menantang Kåûóa berperang. Namun setelah menentang Kåûóa, ia kemudian
pergi dan tinggal bersama temannya, raja Kàúì.
Kåûóa tidak mau dipermainkan dan ia pun mendatangi Kàúì untuk
memenuhi tantangan itu. Saat itu Pauóðraka dilindungi oleh dua batalyon besar
pasukan yang kuat. Namun Kåûóa berhasil membunuh mereka semua dengan cakranya.
Raja Kàúì juga ikut berperang untuk membantu kawannya. Namun Kåûóa juga
membunuhnya dengan mudah. Dalam proses itu, Kepala dari raja Kàúì dihempaskan
oleh angin yang sangat kencang. Setelah memenuhi tantangan itu, Kåûóa kemudian
kembali ke Dwàraka.
Pangeran Kàúì adalah Sudakûina. Ia melihat kepala ayahnya yang
terpenggal dan ini membangkitkan amarahnya untuk membalas dendam. Ia melakukan
sebuah yajña dan tapasya pada Úiwa, yang kemudian berkenan memberikan anugrah.
“Anugrah apa yang kau minta ?” tanya beliau.
“Berikanlah hamba anugrah agar hamba bisa membunuh orang yang
telah membunuh ayah hamba.” jawab Sudakûina.
Úiwa berkata “Api dari yajña ini akan pergi bersama para
pengawalku, para hantu dan mahluk halus untuk melakukan semuanya. Tapi awasilah
agar api ini tidak mengarah pada seorang bràhmaóa, karena akibatnya akan
fatal.”
Api itu kemudian mengambil wujud seorang raksasa dengan
bersenjatakan Triúula. Raksasa itu kemudian pergi ke Dwàraka. Namun cakra
Sudarúana milik Kåûóa menangkis api itu. Dan mengusirnya menuju Kàúì di mana
api itu kemudian menghancurkan Sudakûina bersama para pendetanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar