Varàha Puràóa
Varàha Puràóa adalah sebuah Puràóa yang dianggap sebagai salah satu dari kitab-kitab Mahà Puràóa sesuai dengan kandungan yang terdapat di dalam kitab Puràóa tersebut. Walaupun dinyatakan pada bagian awal dari kitab Puràóa ini tentang Pañcalakûaóa, namun kenyataannya tidak mengandung semua unsur dari hal tersebut, sebuah bukti yang menunjukkan kaitan dengan kitab-kitab Puràóa lainnya.
Kandungan yang pertama, di dalamnya membahas dua hal yaitu penciptaan dan penciptaan kembali alam semesta (sarga dan pratisarga), tetapi bagian yang lainnya yang menyangkut vaýúa, manvantara dan vaýúànucarita, uraiannya sangat terbatas.
Kandungan kitab ini penuh dengan ajaran agama dan teologi untuk mengagungkan Sang Hyang Viûóu, dan tempat-tempat Patìrthan yang suci dan aturan untuk melaksanakan berbagai bentuk pantangan ataupun puasa. Walaupun demikian, kitab ini merupakan Puràóa yang tua yang di dalamnya terdapat bagian-bagian yang sangat esensial, seperti halnya kitab-kitab Puràóa lainnya, terdapat banyak bagian yang ditambahkan dari masa ke masa sebagai bukti terjadinya pengulangan-pengulangan di dalamnya, tidak konsisten tentang yang sepatutnya muncul dan merupakan materi yang tidak relevan di dalam konteknya.
Kitab ini, mestinya jauh lebih
tua dan Wilson
memperkirakan berasal dari abnad ke-12 Masehi, dan tidak dapat dipastikan
tentang kebenarannya. Bagian awalnya rupanya tidak lewat dari abad ke 10
seperti ditunjukkan oleh P.V.Kane dan pendapat ini didukung oleh beberapa
sarjana seperti R.C. Hazra, yang menganggap beberapa sisipan kemungkinan
dilakukan pada abad ke-15.
Puràóa ini merupakan percakapan
antara Varàha, inkarnasi Sang Hyang Viûóu sebagai seekor babi hutan, dan
Dharaóì (Påtivì/bumi) diangkat dengan ujung taringnya, yang diceritrakan
kembali oleh Sùta, seorang juru ceritra yang mistis. Keseluruhannya merupakan
percakapan sebagai jawaban atas pertanyaan Påtivì kepada Tuhan Yang Maha Agung,
yang mencari pencerahan, seperti halnya penciptaan alam semesta, kelangsungan
dan peleburannya kembali, juga ajaran tentang perbuatan baik, perbuatan yang
penuh rakhmat untuk kebahagiaan hidup dan tujuan kebebasan tertinggi, bebas dari
keterikatan dunia (Venkitasubramonia, I, l985: XV).
Kitab ini bukanlah Puràóa dalam
pengertian kata yang asli. Kitab ini hanya berisi naskah-naskah dengan
purwakanti (kata-kata yang permulaannya sama bunyinya) dan permainan kata-kata
mengenai penciptaan, mengenai genealogi-genealogi, dan seterusnya. Ditaburkan
keseluruh karya itu. Sebenarnya tak ada apapun kecuali satu buku pegangan dari
para penyembah dan aturan-aturan bagi para penyembah Sang Hyang Viûóu. Beberapa
legenda diselingi dengan beberapa ceritra yang berhubungan dengan Sang Hyang
Úiva dan dewi Durgà, meskipun karakter
kitab Puràóa ini Vaiûóavaistik. Sebagian besar dari karya ini berisi 20 bab
(193-212) menceritakan legenda Naciketa. Di dalamnya berisi uraian tentang
sorga dan neraka yang merupakan tema utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar