YAYÀTI
Purùrawa juga memiliki seorang putra yang bernama Àyu. Dari Àyu
lahirlah Yayàti. Yayàti memiliki dua orang istri yaitu Dewayàni dan Úarmiûþà.
Dewayànì adalah putri dari Úukràcàrya, guru dari para àsura. Raja dari para
àsura saat itu adalah Wåûaparwa dan Úarmiûþà adalah putrinya.
Úarmiûþà dan Dewayànì sebelumnya adalah teman baik. Pada suatu
hari mereka pergi mandi ke sebuah telaga dan telah melepaskan pakaiannya untuk
mandi. Ketika mereka selesai mandi maka mereka kemudian memakai pakaiannya
masing-masing. Namun secara tidak sengaja Úarmiûþà memakai kain Dewayànì. Dan
Dewayànì tidak menyukai hal ini.
“Sungguh berani Úarmiûþà melakukan hal ini. Ayahku adalah guru
ayahnya.”
“Siapa yang lebih unggul dari siapa ?” jawab Úarmiûþà. “Ayahku
adalah seorang raja. Kalian adalah rakyat apapun posisi kalian kalian makan
dari pemberian raja, apakah kau sadar akan hal itu ?”
Sambil berkata demikian, Úarmiûþà kemudian mendorong. Dewayànì
kedalam sumur di dekat tempat mereka lalu pergi ke rumahnya. Saat itu kebetulan
raja Yayàti sedang lewat dan ingin minum air di sumur itu dan beliau melihat
Dewayànì di sana.
Yayàti kemudian mengeluarkan Dewayànì dari sumur itu, dan
Dewayànì langsung jatuh cinta pada penyelamatnya itu. Yayàti kemudian setuju
untuk menikahi Dewayànì.
Selanjutnya Dewayànì pulang dan memberitahu ayahnya tentang
perlakuan Úarmiûþà. Úukràcàrya menjadi sangat sedih mendengar hal itu lalu
memutuskan untuk meninggalkan para àsura.
Tapi Wåûaparwa kemudian berlutut
memohon pada gurunya memohon ampun atas tindakan anaknya. Akhirnya Úukràcàrya
setuju untuk tinggal di sana dengan syarat, Úarmiûþà bersedia menjadi pelayan
Dewayànì.
Akhirnya Yayàti menikahi mereka berdua, Dewayànì dan Úarmiûþà.
Dari Dewayànì lahirlah Yadu dan Turwasu dan dari Úarmiûþà lahir Druhyu, Anu dan
Pùru.
Setelah beberapa tahun berlalu, Yayàti menjadi semakin tua.
Namun keinginannya untuk menikmati keindahan dan kenikmatan dunia masih belum
padam. Maka ia kemudian memanggil putra-putranya dan menanyai mereka, siapa
yang kiranya mau bertukar usia dengannya.
Semua anaknya yang lain menolak
terkecuali Pùru. Maka Yayàti kemudian menerima usia muda dari anaknya dan Pùru
mendapatkan usia tua ayahnya. Setelah seribu tahun berlalu, Yayàti mulai bosan
dengan semua kenikmatan dunia. Ia kemudian mengembalikan usia muda Puru,
padanya.
Selanjutnya Puru diangkat menjadi raja menggantikannya. Parìkûit
adalah keturunan Puru, sedangkan para Yàdawa adalah keturunan Yadu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar