WALI
Úukràcàrya adalah guru dari para àsura. Beliau melakukan sebuah
yajña Wiúwajita untuk Wali dan ini membuat raja para àsura itu menjadi tak
terkalahkan.
Ia kemudian menyerang Indra dan para dewa lainnya dan
menyingkirkan mereka dari surga. Ini membuatnya menjadi penguasa ketiga dunia
dan ia melakukan seratus upacara àúwamedha untuk merayakan keberhasilannya itu.
Sementara itu, Aditi (ibu dari para dewa) merasa sangat sedih
atas peristiwa itu. Maka dia kemudian melakukan tapasya agar Wiûóu bersedia
lahir menjadi putranya untuk mengalahkan Wali.
Tapa brata itu berhasil dengan
sukses dan Wiûóu kemudian lahir sebagai putranya yang berwujud seorang bràhmaóa
cebol. Oleh karena itulah, inkarnasi Wiûóu yang ini disebut Wàmana awatàra
(manusia cebol).
Saat itu, Wali sedang melakukan upacara Àúwamedha. Upacara itu
dilakukan di pinggir sungai Narmadà, dan Wali pada saat itu berkata bahwa
beliau tidak akan menolak permintaan apa saja yang diminta padanya. Maka
bràhmaóa cebol itu kemudian pergi kesana.
“Apa yang anda inginkan ?” tanya Wali pada sang Wàmana.
“Tidak terlalu banyak tuan” jawabnya. “Hamba hanya meminta tanah
seluas tiga telapak kaki hamba.” “Baiklah” jawab Wali.
Saat itu, Úukràcàrya sebenarnya telah mengetahui hal itu dan ia
berusaha menasehati Wali. Namun Wali tidak mendengarkan kata-kata gurunya
karena ia tidak bisa mencabut kembali apa yang telah diucapkannya.
Maka sang Wàmana mulai membesar, memenuhi alam semesta. Langkah
pertamanya menutupi bumi, kedua menutupi langit, dan langkah yang ketiga
menutup seluruh wilayah loka atas. Hal ini membuat Wali tidak mempunyai tempat
untuk berlindung selain alam bawah tanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar