ANAK-ANAK DITI
Åûi Kaúyapa menikah dengan dua wanita yaitu Diti dan Aditi. Diti
memiliki anak-anak yang bergelar para Daitya dan Aditi memiliki anak-anak yang
bergelar Àditya atau para dewa.
Diti menjadi sangat sedih karena Indra dan para dewa yang
lainnya terus menerus membunuh anaknya. Maka dia menginginkan seorang anak yang
nantinya akan membunuh Indra. Maka untuk memenuhi keinginannya, ia mulai
memberikan pelayanan yang istimewa pada suaminya. Sang åûi berkenan dan
menanyainya, “Anugrah apa yang kau minta?”
Diti menjawab, “Berikanlah hamba seorang anak yang akan membunuh
Indra.” Permintaan itu membuat Kaúyapa menjadi bingung. Beliau kemudian
berkata, “Baiklah ! Kau harus melakukan upacara khusus selama satu tahun. Dan
bila kau berhasil melakukannya selama setahun penuh, maka kau akan memiliki
anak yang akan membunuh Indra. Namun jika kau gagal, maka anak yang lahir itu
akan menjadi teman baik Indra dan para dewa.”
Diti menyetujui persyaratan itu. Tirakat yang dilakukan adalah
menghindari tiga puluh satu tindakan yang dilarang, seperti berbohong atau
mengutuk seseorang. Juga dilarang tidur tanpa membersihkan kaki terlebih
dahulu. Sementara itu, Indra telah mengetahui tentang rencana bibinya dan ia
selalu bersiap-siap untuk mendapatkan kesempatan di mana bibinya lengah. Dan
rencana itu dilakukannya dengan berpura-pura melayani bibinya dengan setia.
Suatu hari Diti merasa sangat lelah dan pergi tidur tanpa
membersihkan kakinya. Dan Indra melihat kesempatan itu, lalu ia memasuki rahim
Diti dan memotong janin yang ada di sana menjadi tujuh bagian dengan wajranya.
Maka janin itu mulai menangis dan Indra berkata, “Ma ruda” yang artinya jangan
menangis. Indra kemudian memotong tujuh bagian itu masing-masing menjadi tujuh
bagian lagi. Demikianlah ada empat puluh sembilan bagian janin itu dan mereka
bertanya, “Kau adalah sepupu kami, lalu mengapa mau membunuh kami ?”
“Aku tidak akan membunuh kalian” jawab Indra. “Kau akan selalu
menjadi temanku dan kalian akan bernama Marut. “Demikianlah para Maruta ini
kemudian menjadi para dewa. Dan Diti yang melihat mereka bisa akur, menjadi
sangat senang hingga dia memaafkan Indra dari kesalahannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar