Halaman

Selasa, 08 Mei 2012

Waraha Purana

Varàha Puràóa

Varàha Puràóa adalah sebuah Puràóa yang dianggap sebagai salah satu dari kitab-kitab Mahà Puràóa sesuai dengan kandungan yang terdapat di dalam kitab Puràóa tersebut. Walaupun dinyatakan pada bagian awal dari kitab Puràóa ini tentang Pañcalakûaóa, namun kenyataannya tidak mengandung semua unsur dari hal tersebut, sebuah bukti yang menunjukkan kaitan dengan kitab-kitab Puràóa lainnya. 



Kandungan yang pertama, di dalamnya membahas dua hal yaitu penciptaan dan penciptaan kembali alam semesta (sarga dan pratisarga), tetapi bagian yang lainnya yang menyangkut vaýúa, manvantara dan vaýúànucarita, uraiannya sangat terbatas. 

Kandungan kitab ini penuh dengan ajaran agama dan teologi untuk mengagungkan Sang Hyang Viûóu, dan tempat-tempat Patìrthan yang suci dan aturan untuk melaksanakan berbagai bentuk pantangan ataupun puasa. Walaupun demikian, kitab ini merupakan Puràóa yang tua yang di dalamnya terdapat bagian-bagian yang sangat esensial, seperti halnya kitab-kitab Puràóa lainnya, terdapat banyak bagian yang ditambahkan dari masa ke masa sebagai bukti terjadinya pengulangan-pengulangan di dalamnya, tidak konsisten tentang yang sepatutnya muncul dan merupakan materi yang tidak relevan di dalam konteknya. 
Kitab ini, mestinya jauh lebih tua dan Wilson memperkirakan berasal dari abnad ke-12 Masehi, dan tidak dapat dipastikan tentang kebenarannya. Bagian awalnya rupanya tidak lewat dari abad ke 10 seperti ditunjukkan oleh P.V.Kane dan pendapat ini didukung oleh beberapa sarjana seperti R.C. Hazra, yang menganggap beberapa sisipan kemungkinan dilakukan pada abad ke-15.
Puràóa ini merupakan percakapan antara Varàha, inkarnasi Sang Hyang Viûóu sebagai seekor babi hutan, dan Dharaóì (Påtivì/bumi) diangkat dengan ujung taringnya, yang diceritrakan kembali oleh Sùta, seorang juru ceritra yang mistis. Keseluruhannya merupakan percakapan sebagai jawaban atas pertanyaan Påtivì kepada Tuhan Yang Maha Agung, yang mencari pencerahan, seperti halnya penciptaan alam semesta, kelangsungan dan peleburannya kembali, juga ajaran tentang perbuatan baik, perbuatan yang penuh rakhmat untuk kebahagiaan hidup dan tujuan kebebasan tertinggi, bebas dari keterikatan dunia (Venkitasubramonia, I, l985: XV).
Kitab ini bukanlah Puràóa dalam pengertian kata yang asli. Kitab ini hanya berisi naskah-naskah dengan purwakanti (kata-kata yang permulaannya sama bunyinya) dan permainan kata-kata mengenai penciptaan, mengenai genealogi-genealogi, dan seterusnya. Ditaburkan keseluruh karya itu. Sebenarnya tak ada apapun kecuali satu buku pegangan dari para penyembah dan aturan-aturan bagi para penyembah Sang Hyang Viûóu. Beberapa legenda diselingi dengan beberapa ceritra yang berhubungan dengan Sang Hyang Úiva dan dewi Durgà,  meskipun karakter kitab Puràóa ini Vaiûóavaistik. Sebagian besar dari karya ini berisi 20 bab (193-212) menceritakan legenda Naciketa. Di dalamnya berisi uraian tentang sorga dan neraka yang merupakan tema utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar