Halaman

Rabu, 30 Mei 2012

Kardama dan Dewahuti - Bhagawata Purana

KARDAMA DAN DEWAHÙTÌ
Salah satu dari putri Manu adalah Dewahùtì. Dewahùtì menikah dengan åûi Kardama. Selama sepuluh ribu tahun. Kardama melakukan tapa yang dahsyat di pinggir sungai Saraswatì. Meditasinya ini sangat hebat hingga Wiûóu dibuatnya menjadi terkesan dan memberikan anugrah bahwa beliau sendiri akan lahir berinkarnasi sebagai putranya.

Namun sebuah tempat khusus untuk kelahiran Wiûóu. Lalu dengan kekuatan tapasyanya Kardama menciptakan sebuah Wimàna atau kendaraan ilahi yang dihias dengan permata nan indah. Dan di dalamnya terdapat banyak kamar. 

Selama seratus tahun Kardama dan Dewahùtì tinggal di Wimàna itu dan mereka memiliki sembilan orang putri. 
Mereka adalah 
  1. Kala, 
  2. Anasùyà, 
  3. Úraddhà, 
  4. Hawirbhu, 
  5. Gati, 
  6. Kriya, 
  7. Khyati, 
  8. Arundhati dan 
  9. Úànti. 
Kesembilan putri ini menikah dengan sembilan åûi agung yaitu, 
  1. Åûi Marìci, 
  2. Åûi Àtri, 
  3. Åûi Aògira, 
  4. Åûi Pulastya, 
  5. Åûi Pulaha, 
  6. Åûi Kratu, 
  7. Åûi Bhågu, 
  8. Åûi Wasiûþha dan 
  9. Åûi Atharwa.
Setelah itu, kemudian Wiûóu sendiri yang lahir sebagai putra Kardama dan Dewahùtì yang bernama Kapila. Tujuan inkarnasi beliau ini adalah untuk mengajarkan tentang filsafat Sàýkhya Tattwa yaitu teori tentang pengetahuan sejati, yang menunjukkan jalan menuju persatuan dengan brahman.
Setelah Kapila lahir, Kardama kemudian pergi ke sebuah tempat ziarah dan Kapila kemudian hanya dibesarkan oleh ibunya yaitu Dewahùtì. Mereka kemudian tinggal di sebuah àúram yang bernama Windusarowara.
Suatu hari, Dewahùtì berkata pada putranya, “Nak, aku telah bosan dengan kehidupan ini. Aku telah lelah dengan segala ilusi dunia. Ajarkanlah aku sebuah pengetahuan yang sejati.”
Kapila kemudian mengajarkan ibunya. Ajaran ini dikenal dengan ajaran Sàýkhya yoga. Yoga berarti persatuan dan persatuan yang dimaksud adalah persatuan antara àtman dengan paramàtman. Inilah yang diajarkan oleh Kapila.
Yoga mengalahkan pengaruh dari kebahagiaan maupun derita. Pikiran cenderung terikat pada pengajaran benda-benda duniawi dan inilah yang menjadi halangan utama dalam mengejar pembebasan. Seseorang seharusnya membebaskan diri dari ikatan-ikatan ini. Dan hal ini harus disertai dengan pembebasan diri dari ego. 

Jalan utama dan termudah untuk mencapai persatuan dengan Tuhan adalah Bhakti (bhakti dan pengabdian). Sedangkan brahman tidak memiliki ciri-ciri yang dapat digambarkan, karena brahman tidak berwujud. Brahman juga tidak tergerak oleh emosi apapun juga. Mereka yang tidak menyadari tentang identitas dan hubungan àtman dengan paramàtman adalah mereka yang ditakdirkan untuk lahir berulang-ulang.
Pengetahuan tertinggi yang diajarkan oleh Kapila kepadanya membuat Dewahùtì terbebas dari segala ilusi duniawi. Dia menjadi sadar bahwa tubuh bukanlah apa-apa. Kebahagiaan yang sejati ada pada persatuan dengan Brahman dalam yoga. 

Maka dia mulai pergi ke sebuah àúram di pinggir sungai Saraswatì untuk melatih yoga. Dia bermeditasi pada berbagai wujud dari dewa Wiûóu yang diajarkan oleh Kapila. Tempat di mana Dewahùtì melakukan tapasyanya, sekarang menjadi tempat ziarah yang terkenal bernama Siddhipada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar