Halaman

Selasa, 29 Mei 2012

Matsya si Ikan Penyelamat (Bhagawata Purana)


MATSYA AWATÀRA 


Bertahun-tahun yang lampau, telah terjadi banjir besar hingga bumi tenggelam ke dalam air. Saat itu Brahmà sedang tertidur, dan mendapat kesempatan itu, seorang àsura bernama Hayagrìwa mencuri Weda-Weda. Saat itulah Wiûóu mengambil wujud seekor ikan maha besar (Matsyàwatàra).


Tersebutlah seorang raja bernama Satyawrata. Beliau melakukan tapasya dalam air sungai Kåtamàlà. Tiba-tiba beliau melihat seekor ikan kecil berenang di air yang memenuhi telapak tangannya, ketika Satyawrata hendak membuang binatang itu, tiba-tiba ikan itu berbicara.

“Jangan buang aku ke dalam air. Aku takut dimangsa oleh binatang air lainnya.” kata ikan itu.

Satyawrata kemudian menaruh ikan itu di sebuah kendi dan membawanya pulang ke pertapaannya. Dalam waktu semalam, ikan itu menjadi amat besar hingga tidak ada lagi tempat yang bisa dipakai untuk menampungnya. Pertama Satyawarata menaruh ikan itu dalam sebuah baskom besar, namun dalam waktu satu detik ikan itu sudah memenuhi baskom itu. 

Kemudian Satyawrata membawanya ke sebuah kolam, namun ikan itu juga membesar dan memenuhi kolam. Selanjutnya Satyawrata memindahkannya ke sebuah danau. Namun danau yang besar itu juga tidak sanggup menampungnya.

Akhirnya Satyawrata terpaksa memindahkan ikan itu ke samudra luas. Akan tetapi ikan itu berkata, “Jangan lepaskan aku di samudra yang luas ini, aku takut pada binatang laut lainnya yang mungkin akan memangsaku.”

Saat itulah Satyawrata mulai menyadari bahwa mahluk itu bukanlah ikan biasa. Kemudian ia bertanya “Siapakah anda ? Mengapa anda mempermainkan hamba ? Anda pasti adalah dewa Wiûóu,”

Maka ikan itu kemudian mengatakan identitas beliau yang sebenarnya yaitu dewa Wiûóu. Ikan itu kemudian mengatakan bahwa tujuh hari setelah hari itu, akan terjadi sebuah banjir besar yang akan menelan ketiga loka yaitu bhùloka, bhuwarloka, dan swarloka. Saat itu akan datang sebuah perahu besar yang akan menjemput Satyawrata. 

Dan Satyawrata bersama mahluk lainnya, para åûi dan bahan pangan harus menyelamatkan diri dengan menumpangi perahu itu. Ikan besar itu juga akan datang, dan Satyawrata harus mengikatkan perahunya pada sirip atas ikan itu dengan menggunakan naga Basuki sebagai talinya. Dengan cara itulah Satyawrata akan diselamatkan dari bahaya air besar itu.

Setelah mengatakan hal itu, ikan ajaib itu kemudian menghilang. Dan setelah waktu yang ditentukan maka terjadilah seperti yang dikatakan oleh ikan tadi. Ketika mereka sedang mengapung di air, ikan itu kemudian menceritakan kisah Matsyapuràóa pada Satyawrata. Akhirnya Satyawrata kemudian menjadi Waiwaswata Manu.

Dalam wujud ikan ini, Wiûóu juga membunuh Àsura. Hayagrìwa dan merebut kembali Weda-Weda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar