Halaman

Rabu, 30 Mei 2012

Priyawrata dan keturunannya - Bhagawata Purana

PRIYAWRATA DAN KETURUNANNYA
Priyawrata sebenarnya tidak memiliki keinginan yang sungguh-sungguh untuk menjadi raja. Namun ayahnya Swàyambhù Manu, gurunya Brahmà dan åûi Nàrada berhasil meyakinkannya bahwa tidak ada salahnya seseorang menjadi raja. Karena ini bukanlah jaminan bahwa seseorang akan terikat dan terjerat oleh ilusi dunia. Maka Priyawrata kemudian benar-benar menjadi raja dan menikah dengan Warhiûmati.

Dikatakan bahwa matahari seolah berada dalam keretanya karena kereta ini bersinar, mengelilingi alam semesta. Ketika matahari berada di sisi yang berlawanan dengan dunia maka terjadilah malam. Namun Priyawrata merasa kecewa karena adanya malam. Mengapa siang selalu bersinar selamanya, demikian pikirnya. Suatu malam, ia memutuskan untuk membawa keretanya yang bersinar itu berkeliling dunia agar tidak terjadi yang namanya malam hari. Dan ketika beliau melakukan hal ini, ia tampak bagaikan matahari yang kedua. 

Ia mengelilingi gunung Sumeru sebanyak tujuh kali. Roda dan keretanya itu melubangi bumi dan membuat tujuh samudra. Tujuh samudra ini mengelilingi tujuh wilayah bumi. Tujuh wilayah bumi (sapta loka) itu adalah 1. Jambùdwìpa, 2. Plakûadwìpa, 3. Úàlmalidwìpa, 4. Kuúadwìpa, 5. Krauñcadwìpa, 6. Úakadwìpa dan 7. Puûkaradwìpa. Ketujuh wilayah bumi ini diwariskan kepada tujuh anaknya, yaitu 1. Agnìdhra, 2. Idhnajihwa, 3. Yajñawahu, 4. Hiraóyareta, 5. Ghåtapåûþa, 6. Medhàtithi dan 7. Witihotra.

Agnìdhra memerintah di Jambùdwìpa, ia tidak memiliki seorang pun anak. Maka ia kemudian pergi ke puncak Mandara dan mulai berdoa kepada Brahmà agar bisa memiliki seorang putra. Brahmà mengetahui apa yang diinginkan oleh Agnìdhra, maka beliau kemudian mengutus seorang apsara yang bernama Pùrwacitti pada Agnìdhra. Wanita ini terlalu cantik hingga meditasi Agnìdhra menjadi terganggu.

“Siapakah anda ?” tanyanya. “Apakah anda hanyalah ilusi ? Dan jika anda bukan ilusi maka menikahlah denganku.”

Maka Pùrwacitti kemudian menikah dengan Agnìdhra dan memiliki sembilan putra yaitu Nàbhi, Kimpuruûa, Hariwarûa, Hàwrata, Ramyaka, Kuru, Hiraómaya, Bhadhràúwa dan Ketumàla. Setelah Agnìdhra wafat. Sembilan putranya itu membagi Jambùdwìpa menjadi sembilan wilayah. Masing-masing mendapatkan satu wilayah, dan nama dari sembilan wilayah itu mengikuti nama penguasanya.

Nàbhi memiliki anak yang bernama Åûabha dan anak ini sangat setia memuja Wiûóu. Ia menikah dengan putri dewa Indra yaitu Jayanti dan memiliki seratus orang anak.

Putra yang tertua bernama Bharata dan setelah masa pemerintahannya maka wilayah kerajaannya bernama Bhàratawarúa. Åûabha mengajarkan berbagai kebijaksanaan kepada putranya agar mereka tidak terjerat oleh ilusi dunia. Setelah Åûabha wafat maka kerajaan diserahkan kepada Bharata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar