RUKMÌ dan RUKMIÓÌ
Ada seorang raja yang bernama Bhìûmaka yang memerintah di
kerajaan Widarbha. Beliau memiliki seorang putra dan seorang putri. Yang
tertua, yaitu anak lakinya bernama Rukmì dan yang putri bernama Rukmìóì.
Rukmìóì telah mendengar berita tentang kehebatan Kåûóa dan ingin
menikah dengannya. Namun ayahnya, tidak menyetujui keinginannya dan demikian
juga dengan kakaknya. Rukmì yang menginginkan agar adiknya dinikahkan dengan
Úiúupàla, raja Cedi.
Rukmìóì kemudian mengutus seorang bràhmaóa untuk menyampaikan
pesan kepada Kåûóa. Melalui bràhmaóa itu, Rukmìóì berkata, “Pernikahanku telah
ditetapkan besok. Dan aku dinikahkan dengan Úiúupàla, tapi aku ingin menikah
denganmu. Datanglah besok dan culiklah aku. Besok aku akan mengunjungi kuil
Pàrwatì. Kuil ini terletak di luar kota. Datanglah dan bawa aku bersamamu.”
Maka Kåûóa dan Balaràma serta beberapa pasukannya datang ke kota
Kuóðina di kerajaan Widarbha. Úiúupàla juga datang kesana bersama sejumlah
besar pasukannya dan membawa berbagai jenis barang berharga sebagai hadiah.
Bhìûmaka memperlakukan kedua tamunya itu dengan berat sebelah. Dan lebih
mengutamakan Úiúupàla.
Ketika Rukmìóì akan pergi ke kuil, Kåûóa langsung merebutnya.
Dan ini membuat para raja yang telah berkumpul di sana menjadi ternganga oleh
tindakan Kåûóa. Setelah sadar kembali dari bengongnya mereka lalu menyerang
Kåûóa. Namun para Yàdawa itu dengan mudah mengalahkan mereka.
Menyaksikan kekalahan para prajurit kerajaannya Rukmì kemudian
memasuki medan perang dan berkata “Aku tidak akan kembali ke Kuóðina sebelum
berhasil membunuh Kåûóa dan menyelamatkan Rukmìóì.”
Namun dalam peperangan, Kåûóa berhasil menghancurkan berbagai
senjata yang dikeluarkan oleh Rukmì. Kåûóa kemudian mendapatkan kesempatan
untuk menebas Rukmì dengan pedangnya, Namun Rukmìóì berkata “Jangan bunuh
kakakku, bebaskan dia.” Maka Kåûóa kemudian membebaskannya.
Akan tetapi Rukmì telah memutuskan bahwa ia tidak akan kembali
pulang ke Kuóðina tanpa membunuh Kåûóa dan menyelamatkan Rukmìóì. Maka untuk
memenuhi sumpahnya itu, ia mulai tinggal di sebuah kota yang bernama Bhojakaþa.
Kåûóa kemudian membawa Rukmìóì ke Dwàraka dan menikah di sana. Mereka
mempunyai seorang putra bernama Pradyumna. Ketika Pradyumna masih berusia
sepuluh hari, seorang àsura bernama Úambhara menculiknya dan membuang anak itu
di tengah samudra. Di sana anak itu ditelan oleh seekor ikan.
Ikan itu
ditangkap oleh seorang nelayan dan ikan itu diberikan kepada Úambhara yang
kemudian menyerahkan ikan itu pada tukang masaknya. Tukang masak itu sangat
terkejut ketika menemukan bayi kecil di dalam perut ikan itu. Dalam rumah
Úambhara tinggallah seorang wanita yang bernama Màyàwatì yang kemudian merawat
anak itu.
Ketika Pradyumna telah dewasa. Màyàwatì kemudian memberitahukan tentang
kisah penculikannya. Maka Pradyumna kemudian menantang Úambhara untuk berkelahi
dan membunuh àsura itu. Ia lalu menikahi Màyàwatì dan kembali ke Dwàraka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar