Halaman

Jumat, 01 Juni 2012

Parasurama - Bhagawata Purana

PARAÚURÀMA
Kerajaan Haihaya dipimpin oleh seorang raja yang bernama Arjuna. Ia juga diberkati oleh åûi Dattàtreya dengan memiliki seribu tangan dan tidak terkalahkan dalam perang.


Arjuna pergi untuk melakukan suatu ekspedisi pemburuan dan ia tiba di pertapaan åûi Jamadagni. Sang åûi memiliki seekor sapi Kàmadhenu yang sanggup memberikan apapun yang diminta padanya. 

Saat itu, sapi ini menyediakan jamuan yang luar biasa pada Arjuna dan pasukannya. Hal ini membuat Arjuna tergila-gila untuk memiliki sapi ajaib itu dan ia kemudian memaksa mengambilnya. Åûi Jamadagni tidak sanggup menahan mereka.

Saat itu, Paraúuràma sedang tidak ada di tempat itu. Dan setelah kembali, ia mengetahui perlakuan raja Arjuna yang sewenang-wenang itu. Di sana ia membunuh semua tentara Arjuna. Kemudian Arjuna sendiri yang turun ke medan perang. 

Karena memiliki seribu tangan maka dalam sekali panah, ia bisa mengeluarkan lima ratus anak panah. Namun Paraúuràma berhasil menghancurkan semua anak panah itu, hingga akhirnya ia berhasil membunuh raja Arjuna. Melihat kematian ayahnya, sepuluh ribu putra Arjuna pergi melarikan diri.

Paraúuràma kemudian kembali dengan membawa sapi ajaib milik ayahnya yang telah dirampas. Akan tetapi åûi Jamadagni sama sekali tidak senang atas tindakan anaknya. 

“Nak, kau telah melakukan kejahatan. Seharusnya kau tidak membunuh seorang raja, karena itu adalah dosa besar. Untuk menebus kesalahan ini, pergilah melakukan tapa brata dan kunjungi semua tempat suci.” kata ayahnya.

Paraúuràma kemudian mengikuti nasehat ayahnya itu.

Pada suatu saat, istri åûi Jamadagni, Reóukà, melakukan sebuah kesalahan yang mungkin tak termaafkan olehnya. Maka Jamadagni kemudian menyuruh anak-anaknya untuk membunuh Reóukà. Namun satu-satunya yang mau melakukan hal itu hanyalah Paraúuràma. Ia telah membunuh ibu dan saudara-saudaranya yang tidak mau mengikuti perintah ayahnya. 

Hal ini membuat Jamadagni sangat senang atas kepatuhan anaknya ini. Maka ia memutuskan untuk memberikan sebuah anugrah kepadanya. Dan Paraúuràma meminta agar ibu dan saudara-saudaranya dihidupkan kembali. Permintaan itupun dikabulkan.

Saat Paraúuràma pergi melakukan tapa, sepuluh ribu anak dari raja Arjuna datang dan menyerang pertapaan ayahnya dan mereka membunuh Jamadagni. Mengetahui hal itu, Paraúuràma menjadi sangat marah dan bersumpah untuk membunuh para kûatriya yang sewenang-wenang. 

Maka demikianlah, ia membunuh duapuluh satu kûatriya yang sewenang-wenang dengan kapaknya (Paraúu). Di dekat medan Kurukûetra ada sembilan telaga yang merupakan darah dari para kûatriya yang dibunuh olehnya.

Setelah peristiwa itu, Paraúuràma kemudian meninggalkan segala sifat kekerasan dan mulai tinggal di pegunungan Mahendra. Paraúuràma juga diyakini sebagai salah satu dari inkarnasi Wiûóu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar