KOTA DWÀRAKA
Kamúa adalah seorang raja yang amat kejam sehingga Kåûóa
terpaksa membunuhnya. Kaýsa memiliki dua orang istri yaitu Asti dan Pràptì dan
mereka adalah putri dari Jaràsandha, raja Magadha.
Jaràsandha menjadi sangat
marah setelah mengetahui menantunya dibunuh dan ia memutuskan untuk
menghancurkan seluruh bangsa Yàdawa. Ia menyiapkan dua puluh satu batalyon
untuk menyerang kota Mathurà dan Mathurà di kepung oleh pasukan itu dari segala
sisi.
Para Yàdawa kemudian keluar untuk bertarung dengan dipimpin oleh
Balaràma dan Kåûóa, mereka berhasil mengalahkan Jaràsandha. Tapi Jaràsandha
kembali lagi dengan pasukan baru, menyerang para Yàdawa dan kali ini ia
dikalahkan lagi. Demikianlah berulang hingga tujuh belas kali Jaràsandha kalah
perang.
Maka ia kemudian mempersiapkan untuk penyerangan yang kedelapan belas
kali.
Sementara itu, para Yàdawa juga sedang dihadapkan pada musuh
yang lain. Musuhnya ini adalah raja Kàlayawana yang akan menyerang Mathurà.
Kåûóa menyadari bahwa para
Yàdawa membutuhkan benteng pertahanan yang lebih
kuat, karena mereka dihadapkan pada dua musuh yang kuat. Maka dibangunlah
sebuah kota yang indah di pinggir samudra. Kota ini memiliki jalan yang lebar
dan bangunan-bangunan yang tinggi.
Dan yang lebih penting lagi, tempat itu jauh
lebih terlindungi daripada kota Mathurà. Kota yang baru ini adalah Dwàraka atau
Dwàrawatì.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar