KETURUNAN IKÛWÀKU
Ikûwàku memiliki seratus orang putra, yang tertua diantara
mereka adalah Wikukûi, Nimi dan Nandaka.
Suatu kali Ikûwàku melakukan sebuah upacara kremasi. Ia kemudian
memanggil Wikukûi dan berkata, “Pergi dan carilah beberapa jenis daging
binatang ke hutan.”
Wikukûi kemudian pergi ke hutan dan membunuh banyak binatang.
Namun setelah kelelahan mencari binatang buruan, ia merasa lapar dan memakan
daging seekor kelinci yang didapatnya. Sedangkan daging yang lain kemudian
dibawanya pulang. Ikûwàku kemudian menyerahkan daging itu kepada åûi Wasiûþha
agar upacara kremasi itu bisa segera dimulai.
Akan tetapi åûi Wasiûþha berkata
bahwa daging persembahan itu telah ternoda dan tidak bisa digunakan untuk upacara
itu. Daging itu telah dimakan beberapa bagian. Ketika Ikûwàku mengetahui apa
yang telah terjadi dari anaknya, maka ia kemudian membuang Wikukûi dari
kerajaan.
Namun setelah Ikûwàku wafat, Wikukûi kemudian kembali dan
menjadi raja di kerajaan itu. Anaknya, Purañjaya, juga dinamakan Indrawaha atau
Kakutûa. Alasannya demikian.
Pada suatu saat ketika terjadi perang antara para dewa dan
àsura, para dewa meminta bantuan Purañjaya. Purañjaya setuju dengan syarat
bahwa ia harus naik di pundak Indra selama perang itu berlangsung. Demikianlah,
Purañjaya bertarung dengan sangat perkasa hingga para àsura kalah atasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar