Halaman

Senin, 09 April 2012

Purana - Siwa Purana

Kata puràóa mengandung dua pengertian : menceritakan masa lalu dan yang akan datang, dimana memiliki lima unsur penting yaitu; sarga (ciptaan alam semesta yang pertama), Pratisarga (penciptaan alam semesta yang kedua), Vaýúa (keturunan raja-raja), Manvantara (perubahan manu-manu), Vaýúànucarita (diskripsi keturunan yang akan datang). Selain itu Purana mengajarkan beberapa ilmu seperti upacara agama, filsafat hidup, lagu, tarian-tarian, drama, lukisan, pemerintahan, hak rakyat, adat istiadat masyarakat, kesehatan dan lain-lain. 


       Puràóa-puràóa yang dijelaskan oleh Vyasa adalah puràóa yang tergolong Mahàpuràóa yang menceritakan tentang kisah dewa Viûóu, Vàyu, Vàràha, Agni, Matûya, Kùrma dan lain-lain yang berjumlah delapan belas puràóa . Úiva Puràóa memang bukan tergolong Mahàpuràóa, namun masuk dalam Upapuràóa (purana yang ditulis belakangan) bersama dengan tujuh belas purana yang lain. Úiva Puràóa terdiri dari 12 samhita 100.000 úloka namun setelah diringkas kembali oleh Vedavyàsa menjadi 24.000 úloka. Yang beliau ajarkan pada Romaharsana yang merupakan muridnya. Úiva Puràóa sendiri memiliki fungsi yang penting dalam ajaran agama Hindu, dan banyak menceritakan tentang asal-usul dari berbagai ritual pemujaan yang dilaksanakan oleh umat Hindu diseluruh dunia.


 Untuk yang pertama, akan di upload naskah Úiwa Puràóa. 



BAB 1

ÚIVA PURÀÓA MÀHÀTMYAM

(Keagungan Úiva Puràóa)
 
 Åûi Úaunaka [Úaunaka adalah Åûi yang memimpin upacara yang diadakan di hutan Naimaûa yang kepada-Nya diceritakan kisah Mahàbhàrata, dan Puràóa oleh Åûi Sùta pada masa pemerintahan Adhisìmakåûóa, yang merupaka cucu dari raja Janamejaya, dan merupakan keturunan yang keenam dalam garis keturunan Arjuna, Paóðava] berkata :

  1. Oh Åûi Sùta yang penuh pengetahuan, Tuan hamba, yang mengetahui segala jenis prinsip pengetahuan filsafat, mohon ceritakanlah pada kami tentang esensi dari kitab puràóa itu secara mendetail.
  2. Bagaimanakah perbuatan, dan sikap baik, pengabdian yang baik, dan pengetahuan pembedaan bisa berkembang ? Bagaimanakah perbuatan, dan pikiran jahat bisa dijauhkan oleh orang baik?
  3. Pada jaman Kali yang dahsyat ini, hampir semua mahluk hidup dipenuhi dengan karakter jahat. Apakah ada cara yang paling efektif untuk menghalaunya?
  4. Sekarang beritahukanlah hamba bagaimana cara yang terbaik untuk mencapai kepribadian yang sempurna, sikap yang paling sempurna diantara yang sempurna.
  5. Praktek spiritual apakah yang secara khusus menyucikan jiwa manusia?Apakah yang memungkinkan pikiran seseorang yang tidak sempurna bisa mencapai kesadaran Úiva ?

    Åûi Sùta [
    Para Sùtaberarti mereka yang menjadi penutur dari silsilah para raja, dan dewa serta manusia. Sùta yang ditulis disini juga bukan mereka yang termasuk dalam salah satu kasta sebagaimana yang dijelaskan oleh Manu. Akan tetapi Sùta yang dimaksud adalah seorang Bràhmaóa yang amat terhormat, dan terpelajar yang telah menyusun balada, lagu, dan pujian pada para dewa serta raja-raja besar] menjawab:
  6. Oh yang utama diantara para åûi, Anda sungguh terberkati karena memiliki keinginan yang amat kuat terhadap hal itu. Sekarang saya akan menceritakan rahasia dari kitab suci kepada Anda.
  7. Yang terkasih, dengarkanlah semua ajaran suci dan mengembangkan pengabdian yang sejati, dan segala sesuatu yang baik untuk menyenangkan Úiva.
  8. Ajaran ini adalah yang menjadi penghancur dari rasa takut terhadap ular phiton yang bernama Kàla (Kematian). Tuan Åûi ini ajaran itu adalah Úiva puràóa [Untuk lebih jelas tentang puràóa ini maka lihat bab ‘pengenalan’] yang diajarkan oleh Úiva sendiri. 
  9. Untuk kepentingan umat manusia pada jaman Kali ini Åûi Vyàsa [Menurut tradisi puràóa, Kåûóa Dvaipàyana Vyàsa, putra dari Satyavatì, adalah penyusun dari delapan belas puràóa] telah menyingkat ajaran itu sebagai ungkapan rasa terimakasih nya pada Åûi Sanatkumàra [Puràóa-puràóa disusun oleh Brahmà. Sanatkumàra yang merupakan salah satu putra dewa Brahmà mewarisi kitab ini dari ayahnya lalu menurunkan pengetahuan ini pada Åûi Vyàsa yang kemudian menyingkat kitab itu menjadi delapan belas bagian untuk kemudahan pemahaman umat manusia] yang memerintahkannya untuk menyusun Puràóa ini.
  10. Tuan Åûi, tidak ada lagi selain Úivapuràóa yang berguna untuk menyucikan pikiran orang-orang yang berada pada pengaruh jaman Kali [Awal mulanya jaman Kali telah didiskusikan oleh Dr. Fleet yang menyatakan bahwa jaman ini mulai pada hari setelah kematian Kåûóa dimana dalam mahàbhàrata dinyatakan bahwa jaman ini mulai pada sekitar duapuluh tahun setelah perang Bhàratayuddha dimana Yudhiûþhira meninggalkan tahtanya, dan menyerahkannya pada Parikûit] ini.
  11. Hanya orang yang cerdas, dan memiliki tumpukan pahala yang besar pada kehidupannya yang sebelumnya sajalah yang bisa memahami, dan larut dalam ajaran Úiva puràóa ini.
  12. Úiva puràóa ini adalah yang tertinggi diantara ajaran kitab suci yang ada. Ajaran ini adalah perwujudan Úiva sendiri, dan oleh karenanya maka kitab ini harus diperlakukan sebagaimana memperlakukan Úiva sendiri.
  13. Dengan membaca, dan mendengarkan kisah, dan ajaran yang terkandung didalamnya maka orang yang baik akan berubah menjadi alim, dan suci. Dengan cara apapun maka orang itu akan segera mencapai alam kesadaran Úiva.
  14. Maka setiap usaha yang dilakukan untuk bisa mengetahui, dan mendengarkan isi kitab ini selalu berpahala. Perhatian yang penuh terhadap isi kitab ini akan menghasilkan pemenuhan terhadap segala keinginan.
  15. Dengan mendengarkan isi dari kitab puràóa ini maka seseorang akan menjadi tanpa dosa. Setelah menikmati semua kenikmatan duniawi maka ia akan segera mencapai alam Úiva.
  16. Hanya dengan mendengarkan kisah Úiva maka orang itu akan mendapatkan pahala yang sama seperti orang yang melakukan upacara Ràjasùya [Ràjasùya adalah sebuah upacara persembahan yang dilakukan oleh para raja besar sebelum penobatanya sebagai tanda atas besarnya kekuasaan mereka], dan seratus Agniûþoma [Agniûþoma adalah sebuah ritual yang berlangsung selama beberapa hari selama musim panas, dan merupakan bagian penting dalam pelaksanan upacara Jyotiûþoma]
  17. Tuan Åûi mereka yang mendengarkan Úiva puràóa yang merupakan kitab suci yang tertinggi dari semua kitab suci, tidak lagi menjadi manusia biasa. Mereka telah menjadi salah satu manifestasi Rudra, sebagai bagian dari Úiva.
  18. Para åûi mengatakan bahwa debu kaki mereka yang senantiasa membaca kitab suci Úiva puràóa ini lebih suci dibandingkan dengan tempat suci sekalipun.
  19. Semoga mereka yang ingin mencapai pembebasan akan selalu mendengarkan isi dari kitab puràóa ini dengan penuh pengabdian yang tulus.
  20. O tuan åûi jika mereka tidak sanggup untuk selalu membaca, dan menghayatinya maka biarkanlah mereka membacanya sedikit demi sedikit setiap harinya dengan pikiran yang sepenuhnya terkendali.
  21. Jika ia tidak sanggup membacanya setiap hari maka biarlah mereka membacanya pada bulan-bulan yang suci.
  22. Mereka yang membaca kitab ini meskipun hanya satu Muhùrta (48 menit) saja, setengah dari waktu itu, seperempat, atau walaupun untuk sesaat saja maka ia tidak akan menderita satu penderitaan pun.
  23. Pemimpin dari para Åûi, Orang yang membaca isi kitab suci itu akan sanggup menyeberangi lautan kehidupan setelah mengalami pembakaran karma-karma masa lalu yang telah mengikatnya.
  24. Tuan åûi, pahala yang didapatkan dari melakukan berbagai upacara yajnya akan sama jika ditimbang dengan pahala dari mendengarkan isi kitab suci ini.
  25. Khususnya dalam jaman Kali ini, tidak ada cara yang lebih baik, dan lebih memungkinkan bagi seseorang untuk mencapai pembebasan selain dengan memahami isi kitab puràóa ini.
  26. Tidak perlu diragukan lagi bahwa mendengarkan puràóa ini, dan mengucapkan nama Úiva adalah sama saja dengan memiliki pohon Kalpavåkûa [Kalpadruma adalah pohon ilahi yang bisa memenuhi keinginan seseorang] dalam memenuhi keinginan seseorang.
  27. Demi mereka yang memiliki, dan terpengaruh oleh jaman yang dahsyat ini maka dewa Úiva telah menyediakan sebuah nektar yang disebut sebagai Úiva puràóa.
  28. Jika seseorang meminum nektar keabadian maka ia akan menjadi abadi, dan kekal, namun orang yang meminum nektar abadi yang terdapat dalam Úiva puràóa maka, tidak hanya mereka yang menjadi namun seluruh keluarga, dan kerabatnya ikut merasakan hal yang sama.
  29. Pahala yang didapatkan dari mempelajari Úiva puràóa ini pasti akan terjadi, dan pasti seperti itu.
  30. Hanya dengan mendengarkan Úivapuràóa saja (jika demikian hasilnya) lalu apa yang akan terjadi jika Úiva berdiam dalam diri seeorang, dan mengikuti perintah orang itu?
  31. Kitab yang terdiri dari 24000 úloka ini dibagi menjadi tujuh Saýhità. Tiga jenis pengabdian kepada Tuhan terdapat didalamnya yaitu : Meditasi, pengucapan doa-doa, dan cara pemujaan, dan pelayanan pada Tuhan dijelaskan secara mendetail di dalamnya. Maka puràóa ini harus dibaca dengan penuh hormat, dan bhakti.
  32. Saýhità yang pertama disebut Vidyeúvara, yang kedua adalah Rudra saýhità, yang ketiga adalah Úatarudrasaýhità, dan yang keempat adalah Koþirudrasaýhità.
  33. Saýhità yang kelima adalah Uma saýhità, yang keenam adalah Kailàsasaýhità, dan yang ketujuh adalah Vàyavìya. Dengan demikian ada tujuh saýhità dalam Úiva puràóa ini.
  34. Úivapuràóa yang terdiri dari tujuh Saýhità ini, menyatakan bahwa Úiva telah mencapai tingkat yang sama dengan Brahman, dan mendapatkan pencapaian tertinggi dari segala disiplin spiritual.
  35. Ia yang membaca seluruh isi kitab Úiva puràóa ini tanpa meninggalkan salah satunya maka ia layak disebut sebagai seorang Jìvanmukta.
  36. Tuan åûi, mereka yang diliputi oleh ketidaktahuan akan selalu tenggelam dalam lautan keduniawian sebelum isi kitab Úiva puràóa sampai ke telinganya.
  37. Untuk apakah seseorang disarankan untuk membaca isi kitab suci, dan yang lainya menyusun puràóa? Hanya Úiva puràóa saja yang dengan tegas menyatakan bahwa itu adalah untuk mencapai pencerahan, pembebasan.
  38. Rumah yang menjadi pusat atau tempat diceritakannya Úiva puràóa ini akan menjadi tempat suci. Hal itu akan menghancurkan segala dosa yang diperbuat oleh para penghuninya.
  39. Ribuan kurban kuda [Pada jaman Veda upacara Aúvamedha dilakukan bagi para raja yang menginginkan kekuasaan yang lebih luas lagi, nemun selanjutnya upacara ini dimanfaatkan untuk menunjukkan bahwa seorang raja telah menguasai seluruh dunia. Seekor kuda dibiarkan mengembara seenak hatinya keseluruh wilayah dengan diiringi oleh beberapa prajurit. Wilayah yang dilewati oleh kuda itu menjadi milik yang melakukan upacara, tentu saja setelah persetujuan dari raja setempat. Jika penguasa setempat tidak menyetujuinya maka perang tidak dapat dihindarkan lagi antara kedua pihak], dan ratusan Vàjapeya [Vàjapeya adalah salah satu bentuk dari persembahan yang dipersembahkan oleh raja atau bràhmaóa yang menghendaki kekuasaan atau kedudukan yang lebih tinggi, yang diawali dengan upacara Ràjasùya lalu Båhaspatisava] tidak akan menyamai bahkan seperenambelas dari keagungan Úiva puràóa [Tujuh kota suci bagi para penganut Hindu adalah Ayodhyà, Mathurà, Màyà, Kàúì, Kanchi, Àvantikà, dan Dvàrikà]
  40. O yang terbaik diantara para Åûi, seorang pendosa akan tetap menjadi pendosa hingga ia mendengarkan isi Kitab Úiva puràóa dengan penuh bhakti.
  41. Semua sungai suci, Gaògà, dan yang lainnya, tujuh kota suci termasuk Gayà tidak akan pernah sanggup menyaingi kesucian Úiva puràóa.
  42. Jika seseorang menginginkan pembebasan yang tertinggi maka ia hendaknya membaca satu úloka yang terdapat dalam kitab Úiva puràóa.
  43. Ia yang dengan sepenuh hati mendengarkan isi kitab puràóa, dan dengan penuh perhatian memahami maknanya atau hanya dengan membacanya saja, maka tidak diragukan lagi Ia akan menjadi sebuah jiwa yang agung.
  44. Tuhan Maheúaúàna adalah dewa yang sangat pemurah pada mereka yang mendengarkan pembacaan kitab puràóa jika kematian menjemput orang itu. Beliau dengan senang hati akan memberikan tempat pada orang itu di alam-Nya.
  45. Ia yang memuja Úiva puràóa ini dengan penuh Bhakti maka ia akan mendapatkan segala kenikmatan duniawi, dan di akhir hayatnya maka ia akan mencapai Úivaloka.
  46. Tanpa mengurangi rasa bhaktinya pada kitab ini, ia yang senantiasa memperlakukan kitab ini dengan penuh bhakti maka ia akan selalu mendapatkan kebahagiaan.
  47. Úiva puràóa yang suci ini, satu-satunya milik para pemuja Úiva yang setia, harus senantiasa diperlakukan dengan hormat jika ia menginginkan kebahagiaan di bumi, dan kebahagiaan kelak di alam sana.
  48. Úiva puràóa yang berisikan empat tujuan hidup manusia (Catur puruûàrtha) hendaknya selalu didengarkan isinya, dan dibaca dengan penuh bhakti.
  49. Úiva puràóa yang merupakan harta dari semua Veda, Itihàsa, dan semua kitab suci lainnya hendaknya selalu dipahami sedemikian rupa oleh mereka yang mengejar pembebasan, dan kebahagiaan rohani.
  50. Úiva puràóa ini adalah pegangan bagi para pencari kebenaran sejati untuk selamanya; adalah satu-satunya kitab yang pantas untuk diagungkan oleh para pencari kebenaran, Kitab ini mengalahkan tiga jenis Dhukkha, yaitu penyakit badan, penyakit mental, dan kekurangan dalam spiritual; puràóa ini selalu memberikan kebahagiaan;, dan puràóa ini selalu disenangi oleh para dewa yang dipimpin oleh Brahmà, Hari, dan Ìúa.
  51. Dengan pikiran yang selalu senang hamba bersujud pada Úiva puràóa yang suci selamanya. Semoga Úiva berkenan, dan bermurah hati kepada hamba, dan memberikan bhakti yang tulus kepada-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar